Kamis, 10 September 2020

4 sekawan

Diposting oleh dara izhhar di 12.58

 

Judulnya jadul, tapi ini kisah kecil kami berempat di lingkungan rumah kami. Kisah empat anak kecil yang tergerus waktu dan menjalani nasib kami yang berlainan namun saat bertemu kembali seolah kami bisa bersama dengan cara kami. Sebutlah kami the genk, saya , Edi, Rahmat , Uzan.

Kami berempat sering main bersama, dimana-mana kami selalu berempat, mencari ikan yang hanyut di pasar ngasem ,dan permainan-permainan lain yang mungkin tidak pernah kalian mainkan sebelumnya. Keseruan-keseruan saat kami tak tahu apa itu HP. Seiring waktu aku lah yang merasa paling berubah pertama kali peristiwa-peristiwa yang tak ku pahami membuatku mengurung diri. Meskipun sekarang aku memahami apa yang terjadi sekian waktu yang lalu.

Aneh ya itulah genk kami aku lah perempuan satu-satunya di genk itu.tapi genk itu tidak melihat gender. Haha… tidak ada genk yang begitu asik saat itu,kenakalan-kenakalan konyol kami. Kecemburuan-kecemburuan kecil sebagai teman. Kami menikmatinya,semengalirnya saja.

Hingga kami beranjak remaja dan memiliki lingkungan sekolah yang berbada-beda. Mulai jarang saling sapa tapi kalau lagi kumpul-kumpul bareng sama gilanya.

Waktu berlalu,hingga yang di sebut orang lain yang kemudian hari di sebut oleh orang-orang pasangan, setahuku Rahmat cukup tak terlalu setuju tiap aku jatuh cinta, ada saja complainnya memang aku rasa dia wajar complain, karena kalau aku jatuh cinta virusnya terbaca sama terkesan berlebihan atau benar-benar berlebihan. Helena teman perempuan baruku juga complain hal sama. Kami berjauhan dan sekarang dia telah menikah dengan perempuanya dan aku tidak complain. Uzan kami masih sering sekedar tegur sapa biasa-biasa saja, tidak ada yang terlalu kami risaukan satu sama lain.

Aku pernah bercerita tentang, F 32.2 yang aku derita beberapa tahun silam, hingga aku pergi ke psikiater. Aku belum lama ini mengetahui bahwa Edi juga pergi ke Psikiater dan mengkonsumsi obat . bapakku bilang belum tentu orang di rumah itu bahagia kan, ya iyalah aku juga pernah mengalami fase-fase itu, tapi keputusanku untuk tetap di rumah meskipun kondisinya sangat angker juga hanya bantal dan kasur temanku sepertinya adalah keputusan tepat. Aku juga sempat kabur dari rumah sebelum memutuskan untuk ke psikiater tapi setidaknya aku kabur di rumah orang lain, yang notabene itu juga itunganya di rumah orang. tidak dapat aku pungkiri depresi adalah momok yang mengerikan dan takada satupun yang sebenarnya mau di fase itu tapi berani mengakui bahwa ya saya dan sebagian lain sedang di fase itu adalah hebat tidak ada yang dia sembunyikan tentang kondisinya, Dan peristiwa mengerikan itu terjadi peristiwa yang tak terbayangkan bagaimana detailnya . “burung” itu sebenarnya tidak terlalu besar hanya seukuran botol kecap 450 ml lah ini bukan tentang seberapa ukuranya tapi tentang keelokan warnanya pernahkah melihat keindahan gradasi warna milik burung merak biru hijau hitam bergantian bersilih silang dengan gemerlap yang luar biasa seperti bling-bling di film-film kartun Barbie.

Jika aku ada di TKP aku tak akan menampik jika aku juga akan menunggu burung itu turun.

Mereka adalah teman-teman kecilku yang juga aku sangat perdulikan. Mereka adalah bagian hidupku yang tidak ada seorangpun di kehidupanku berikutnya bisa cemburu pada sikapku pada mereka. Mereka sudah seperti saudara bagiku. Tidak lebih.

0 komentar:

Posting Komentar

mohon komen tidak sara,saru,dan tidak menganggu

 

situs resmi Dara izhhar Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting