Sabtu, 23 Juni 2012

Fa’iqah

Diposting oleh dara izhhar di 13.44
Udara sangat panas dan matahari sangat terik di perbatasan negri syam, kuda-kuda yang sedari tadi di ikat mulai di lepaskan agar menuju oase terdekat. Ini adalah perkanpungan kaum zurd perkampungkan kecil dengan kekayaan yang melimpah. Gadis-gadis akan di perjual belikan sebagai budak jka dia tidak memiliki kemampuan diplomasi dan berdagang, jika ada seorang pedagang dari kaum ini membeli budak jika pantas berdiaga,dia akan di pajang  sebagai pemikat, berdiplomasi masalah perniagaan sangat penting di sini. Menimba ilmu dari menjadi penjual sangat lah penting kau bisa menabung sedikit-demi sedikit untuk mencari tanah lapang kau dirikan rumah dan mulai berniaga dengan trikmu.
“zeus”
Seekor kuda hitam menghampiri diriku, namanya zeus dia kuda perang induknya adalah kuda perang ayah setelah melahirkan dia di rumahkan sebagai sumber susu dan keju.  Warna nya hitam legam  sebagai kuda jantan dia sangat mempesona, banyak saudagar yang lalu-lalang ingin membelinya. Aku menolaknya dia satu-satunya kuda perang yang mendiang ayah tinggalkan ,untuk membantuku berniaga kain dan beberapa tembikar. Menjadi seorang saudagar wanita di usia enam belas tahun merupakan tantangan tersendiri, karena sejak daganganku mulai laku keras,aku langsung masuk kelas bangsawan. Tak ada seorang budaku yang boleh menyentuh zeus menyentuh zeus sama dengan menyentuhku. Sebagian budak berkerja menenun sebagian lagi membantuku untuk keperluan di rumah, kebanyakan penenun adalah budak laki-laki, sementra budak perempuan di rumah.
Berjalan di pasar di temani beberapa pengawal, mencari tahu harga pasar atau sekedar membeli beberapa pakaian yang akan diriku kenakan untuk pertemuan dan jamuan yang diadakan di lingkunagan suku.tahun semaikn bertambah usiaku ganap delapan belas tahun dengan pemasukan yang banyak ,banyak pemuda bangsawan ingin meminagku. Tapi saya belum ada yang pas dari golongan bangsawan-bangsawan di suku zurd, setiap kedatangan laki-laki yang ingin melamarku diriku selalu teringat akan pesan mendiang ayah sebelum dia berangkat ke medan pertempuran melawan kaum muslim dan gugur di sana.

“kau akan mengendarai kuda hitam yang kuat,dan kau berhadapan dengan kekasihmu”
“lalu”
“kekasihmu adalah bintang redup dan hanya kau yang bisa melihatnya meskipun dia di kejauhan bermil-mil darimu,engkau akan mendapatkanya dan kau hanya akan hidup bersamanya kau akan menjadi orang yang paling bahagia jika kau bersama bintang redup itu,apapun keadaanmu”
Setiap ada laki-laki yang hendak meminagku, aku akan segera mengendarai zeus melihat dari kejauhan apa diriku bisa melihatnya meskipun jaraknya bermil-mil.ternyata tidak,terkadang untuk mensiatati syarat yang aku ajukan benyak dari mereka yang mengunakan pakaian terang,agar mudah diriku melihatnya,tapi usaha mereka sia-sia.
Suatu hari saudara ayah datang menjeguk keadaanku yang sait demam karena seharian  berpuasa dan hanya menghadap dewa thum,dewa kepercayaan kaum zurd, selama sehari  diriku berusaha embuka mata baitin unuk menemukan bintang redup yang ayah katakan,yang diriku lihat bukan hanya bintang redup di mimpiku melainkan bintang terang yang berjajar ,namun terselip jauh di belakang bintang yang sangat terang diriku melihat satu bintang dengan nyala yang tak begitu terang  dan dirku bisa melihatnya dengan jelas.
“Ya, muhhaya,menikahlah dengan jamal bin sahif bin tsuban, dia ingin menikah dengan dirimu”
“jamal bin sahif adalah orang baik paman, saya bersedia menikah denganya, tapi setelah melalui ujian yang saya berikan dia bukanlah bintang redup yang ayah kabarkan”
“apakah kau akan menjadi bangsawan yang akan menjadi perawan tua ya muhhaya”
“tentu tidak paman,saya kan bertemu bintang redup itu segera”
Menjadi bangswan merupakan kemewahan banyak akses akses yang mudah ,terlebih aku jauh dari penjualan gadis-gadis. Perempuan yang mandul kan di gantung di sini , tak ada yang sudi membeli budak mandul karena dianggap tidak berguna.
Kali ini aku ditugasi untuk memimpin pasukan perempuan, agar memiiki keahlian berperang dan mengunakan pedang untuk mengahdapi perang dengan kaum muslimin yang sudah di umumkan di golongan bangsawan.dan dirikulah yang mejadi panglima perang perempuan di sini. Prajurit ku adalah janda dari perang sebelumnya anak-anak nya juga ikut berperang tampaknya mereka sama sepertiku ingin membalas dendam atas kematian orang yang mereka kasihi.
Mengandarai zeus,menuju medan pertempuan,paman mengatakan bahwa perkemahan kaum muslim tidak jauh lagi, kami segera mendekat. Aku menghentikan zeus dan berbaik arah pulang, beberapa orang terkejut melihatku meninggalkan barisan perang, sekutu-sekutu kami mendekat pertempuran sebentar lagi terjadi, namun tampaknya di tunda karena salah satu panglima perang perempuanya sudah kabur sebelum berperang, Jamal bin sahif mengikutiku, mengajaku maju untuk berperang.
“muhhaya mengapa mundur, kau akan menjadi pengecut ayahmu di binasahkan mereka,”
“jamal, tahu kah kau bahwa yang ku lihat tadi jauh di belakang barisan kaum muslimin itu adalah bintang redup yang mengalahkan mu atas ku”
“akan ku bunuh dia, beraninya menghalaiku mendapatkan dirimu muhhaya”
“jangan, atau pedang pamanku sendiri, panglima perang dari suku kita yang membunuhmu”
“lalu kau akan mengikut golongan muslimin menjadi tentara mereka, sementara keahlian pedangmu diatas kami kaum laki-laki,kemampuan strategi perang mu sungguh lihai dan jitu lalu kau akan menyi-nyiakan setiap usaha mu sendiri untuk peperangan ini .kau akan melindungi bintang redupmu?”
“jika ya, apa yang hendak kau lakukan Jamal?”
“membunuhmu”
“membunuhku kau akan membunuh perempuan yang kau cintai?”
“muhhaya ku mohon kembalilah kebarisan,”
“baik lah aku akan kembali ke barisan ,namun aku akan di samping paman sejajar dengan panglima lainya”
“baiklah, akan ku rundingkan dengan pamanmu”
Jamal mendekati paman dan merundingkan bahwa diriku juga masuk barisan depan bukan barisan belakang sebagai benteng pertahanah terakir,
“muhhaya, kau di izinkan masuk namun biarkan pasukanmu di belakang sebagai benteng tarakir muslimin tak berani menyerang perempuan, mereka melindungi perempuan!!!!!!”
Hatiku seketika itu bergetar, mendengar kebijakan perang mereka,diriku dan zeus masuk barisan depan
“paman, mereka tidak menyerang?”
“mereka tidak akan menyerang sebelum kita yang memulai”
Sinar yang di pancarkan bintang redup itu semakin jelas terlihat di mata batinku.
“paman jika kita kalah”
“kau akan menjadi tawanan, dan kita harus masuk islam dengan rela hati”
Zeus semakin tak terkendali dia ingin berlari,
“muhhaya kendalikan zeus.”
“maaf paman”
Seketika itu diriku tergerak mengambil pedang paman yang di segani menjadi panglima besar di golongan ini. Ku pacu zeus,terus melaju semakin kencang menuju barisan muslimin.

Di barisan muslim
“serang”
“tunggu dia perempuan,namanya muhhaya, bangsawan perempuan seorang perempuan yang memiliki pengetahuan luas di usia muda, kemampuan berniaga, kemampuan pedang,dan taktik perangnya di atas rata-rata”
“lalu mengapa dia kemari”
“dia juga ahli diplomasi, tunggu dia mungkin menyampaikan kabar dari kaum kafir”
Paman dan Jamal, terus mengejarku
“muhhaya kembali!!!!”
Semakin terang saja bintang redup itu,
“muhhaya, menyerahkan diri dan masuk Islam”
Sambil melemparkan pedang kebesaran milik paman di hadpan kuda panglima perang mereka
“kafir!!” teriak salah seorang dari meraka
“jangan kau kafir-kafirkan saudaramu, dia berkeinginan masuk barisan Islam, jangan sampai kau membuatnya sedih dengan perkataanmu”
Paman dan Jamal terperangah dari kejauhan, diriku yang terkenal memusuhi Islam,justru berbalik arah membela Islam dan masuk Islam.
“Muhhaya apa ini siasat perangmu”
Teriak paman dari kejauhan.
“tidak paman,saya sungguh ingin Masuk golongan mereka”
“Muhhaya, mana mungkin kami memerangi dirimu”
“masuk lah Islam paman Agama yang di rahmati Tuhan,agama dengan sejuta kebenaran dan cahaya,agar engkau tak memerangiku”
Panglima perang Islam hanya tersenyum,dan saling menatap satu sama lain
“Muhhaya, ucapkan dua kalimat syahadat, dan kau masuk kebarisan belakang kami akan melindungimu”
Saat itu diriku mengucapkan kalimat syahadat, disaksikan ratusan muslim lainya. Paman dan Jamal hanya melihat dari kejauhan. Pedang yang selama ini menemaniku ku letakan di sebuah tempat untuk barang rampasan perang.
Seorang perempuan menghampiriku ketika aku turun dari kudaku.
“masuklah tenda”
“tunggu,aku ingin kembali kedepan apakah paman dan Jamal mengikutiku?”
Seorang pemuda yang memancarkan cahaya redup dari wajahnya menghampiriku. Jantung ini semakin berdebar ketika dia mendekatiku.
“pamanmu dan kawan mu Jamal,kembali barisan kafir”
“haruskah kita memeranginya”
“ya, ketika mereka menyerang”
“baik lah,apakah kalian membutuhkanku untuk mengetahui strategi perang mereka”
“tentu saja”
Ketika pertemuan di dalam tenda di gelar membahas strategi perang lawan. Suara pedang sudah mulai terdengar,saya hanya saling menatap dangan seorang pemuda, yang mengurus strategi perang di kubu Islam.
“mari masuk kita hanya punya waktu sedikit pastikan korban peperangan di Islam sedikit”
“tenaglah mereka akan meniggal dalam keadaan jihad fissabillilah”
“saya paham,tapi taktik perang ini saya juga ikut menrancangnya”
“lalu”
“kaum mereka akan menyerang islam dalam dua periode berdekatan,itu adalah yang membahayakan.mereka takan berhenti menyerang di pertempuran kedua, boleh jadi kau akan mengejar mereka, mereka menyiapakan beberapa jebakan kasat mata di bagian-bagian tersembunyi di persembunyiansebaiknya jangan di kejar biarkan mereka mengunakan system menyerang sekali lagi untuk peperangan yang ke dua”
“apa mungkin mereka mengubah strategi perang ketika mereka mengetahui terang-terangan kau masuk islam”
“ada kemungkinan itu, cari lah pemuda bernama Zrul dia ,adalah ahli strategi perang dan pandai membaca musim,dia ahli dalam pertempuran skala apapun”
“dari sekutumu yang lain”
“Umarah ,Halfas, Lukas dan Gafar,mereka ahli dalam membuat rencana pertempukan kelicikan mereka di luar batas , hidup di kungkungan mereka sama saja neraka,jika ingin mudah bunuh lah otaknya peperangan ini”
“dimana lokasi mereka”
“di pertegahan barisan dan ujung barisan mereka yang akan memberi kode, peperangan”
Laki-laki bintang redup adalah salah satu pemuda di garda belakang, di yang menyiapkan pengobatan. Bagi para syuhada-syuhada perang.dia sigap, dan cekatan ketika ada yang mundur dan terluka. Peperangan ini di mengakan oleh kaum muslim.
Di suatu sore setelah peperangan di kota madinah.
“muhhaya,apakah kau sudah menikah”
“belum, Imam ku”
“apakah ada yang kau inginkan jauh di hatimu itu dari sekian banyak pemuda muslim”
Dengan sedikit malu aku menjawab
“ada imam ku, dia yang menyiapkan pengobatan dia ada di garda belangkang saat peperangan”
Imam mengigat kembali nama-nama yang di letakan di garda belakang. Imampun berinisiatif memanggil pemuda yang ada di garda belakang. Dan memanggil mereka untuk berkumpul di rumah Imam.
“ sembunyilah di balik tirai Muhhaya, kau bisa mengitip dari sana dan sampaikan kepada istriku siapa yang kau pilih”
Setelah di adakan jamuan ringan hanya dengan roti gandum yang keras ,beberapa kurma dan air. Imam mulai membuka perbincangan membicarakan tentang seklas tentang diriku dan keinginanku untuk menikah dan bernaung di lindungan Islam.
“bagi lelaki yang sudah menikah dan akan menikah di persilahkan untuk maju dan pulang,”
“Imam bagaimana jika saya berkehendak pada Muhhaya? Sedang saya sudah beristri,”
“sangupkah engkau, sebagai Imam rumah tangga yang adil bagi keduanya?”
“insya Allah”
“baik lah,ada baiknya kau mendekati trai agar Muhhaya melihatmu,jika dia Meridhai mu dia akan menjadi istrimu jika tidak , silahkan pulang”
Laki-laki itu mendekat ke tirai, sebelum terlalu dekat, aku mengatakan pada Istri Imam untuk menghentikan langkah laki-laki Itu karena bukan dia orang yang aku cari.
Tak berapa lama imam mendekat ketirai,
“keluarlah muhhaya, sudah tidak ada laki-laki yang hadir mereka sudah pulang setelah peperangan usai mereka memutuskan menikah,”
“jadi tidak adakah pemuda itu, pemuda yang ada di garda belakang, pemuda yang bercahaya redup itu”
“bercahaya redup?”
“iya Ummu, dia adalah laki-laki yang bercahaya redup,tapi hanya diriku yang dapat melihatnya , ternyata dia sangat bercahaya dan terang , justru bukan redup seperti yang di kabarkan ayahku”
Terdengar suara kaki yang berlari tergopoh-gopoh.dan dari luar kediaman Imam yang sederhana terdengar salamdengan nada bersahabat
“assalamualaikum Imam”
“walaikum salam, siapa?”
“saya zul, ibu saya meyusul saya yang sedang mengembala kambing,mengatakan bahwa Anda sedang mengumpulkan prajurit yang ada di garda belakang,”
Saya dan ummu hanya saling menatap dan tersenyum
“baik lah Zul, masuk lah,”
Entah mengapa perasaan ini menjadi berbunga ketika melihat sosok pemuda sederhana seperti zul cahaya redup itu semakin terang terpancar dari tubuhnya. Setelah menyerahkan satu kendi susu ke pada Imam Zul di persilahkan duduk.
Ummu meletakan susu kambing itu ketanganku mengisyaratkan bahwa harus diriku yang menyediakn susu untuk zul.perasaanku semakin berbunga kami hanya saling menatap sekilas, kemudian aku berlalu ke belakang untuk menuangkan susu untuk Imam dan Zul. Tampaknya  zul sedikit cangung dan tersipu malu ketika pertama melihat diriku.
“kemana yang lain Imam”
“sudah pulang”
“acaranya sudah selesai?”
“belum, tunggulah sebentar”
Imam menanyakan apa Zul sudah menikah, apakah ada keinginan untuk menikah. Zul menjawab dengan jujur bahwa dia belum menikah, namun berkeinginan menikah ada beberapa perkara yang dia rasa akan menghambat dia menikah. Karena kondisi kelurganya yang sederhana terlebih ibunya yang mulai sakit-sakitan. Dia juga mengatakan bahwa keterlambatanya karena kondisi ibunya hanya dapat berjalan dengan lamban sehingga dia tidak datang pada waktunya.
“ada seorang saudarimu,dia baru saja beriman, dia membutuhkan pembimbing, dia ingin berubah menjadi yang lebih baik apa kau sanggup membantunya?”
“apakah dia seorang perempuan, yang usianya lebih muda dari diriku, dan berkeinginan untuk menjadi saudari angkatku?’
Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya yang polos.
Ummu mengambil alih pembicaraan, dia menjalaskan siapakah yang di maksud Imam dengan sebuatan Saudari,itu Ummu menjelaskan keinginanku untuk menikah dengan Zul. Zul sempat terdiam, Ummu paham bahwa Zul sedikit ragu. Perlahan Ummu dan Imam meyakinkan Zul untuk menikah. Tak lama Imam memanggilku untuk keluar.
Aku keluar dengan membawa dua gelas Susu yang di berikan oleh Zul pada keluarga Imam, dan kami berkenalan setelah dirasa ada hasrat dari keduanya. Imam akan menikahkan kami esok lusa. Agar zul dapat mempersiapkan rumahnya untuk diriku. Dan menyiapkan mahar  yang sudah zul persiapkan jika dia hendak menikah.
Hari berganti Zeus dianatarkan ke rumah Zul oleh seorang kerabat dekat,agar di gunakan sebgai kendaraan saat menuju rumah Imam. Matahari semkin terik. Suara segerombolan kuda terdengar dari kejauhan. Mungkinkah itu Zul dengan Zeus? Namun tidak mungkin Zeus mengelaurkan suara yang sangat ramai bak segerombolan kuda. Tak lama suara itu berhanti di depan rumah Imam.
Seorang pemuda turun dari Kudanya dan menghampiri Imam, setelah mengucap salam. Dia memperkenalkan diri
“Imam, nama saya adalah Jamal bin sahif bin tsuban karib Muhhaya binti syahuf bin Isman, yang kini masuk islam dan tinggal bersamamu di kediaman mu ini, perkenankan saya untuk bertemu denganya sekali saja”
Imam yang paham segera memanggilku keluar
“jamal, mengapa kau datang kemari?”
“Muhhaya, engaku adalah kecantikan di Kaum Zurd,dan memilih Islam sebagai agamamu. Kami mengikhlaskanya karena ini kehidupanmu. Bersamaan dengan kedatanganku ,saya mengatarkan seluruh Harta benda dan ternak Unta mu yang kau tinggal kan, kami sangat memikirkan dirimu setelah peperangan Itu, kami takut engkau akan kekurangan”
“aku telah berkhinant dari kalian,mengapa tak kalian ambil saja”
“ya semula saya berpikiran begitu, namun ini milikmu tak berhak seorangpun mengekangmu, karena ini pilihan Hatimu”
Zul mengendarai Zeus masuk diantara orang-oarang yang mengelilingi kami. Mungkin dia heran.
“muhhaya, barang-barang ini saya kumpulkan diam-diam, saya takut kalau-kalau ada yang menganggu,perjalanan ku menemuimu,namun syukurklah tidak ada kendala yang menghalagi,pakailah.dirikanlah rumah yang lebih layak,gunakan untuk dakwahmu dan membantu saudara-suadaramu yang lain”
“jamal, apa ada keinginanmu masuk Islam?”
“ya, tunggulah diriku yang akan menemukan cahaya, aku janji akan segera menyusul dirimu tinggal di kota madinah ini, kau akan menikah?”
“ya”
“dengan laki-laki yang memegang Zeus”
“ya,dia zul”
Jamal mendekati Zul,Jamal berbicara lirih. Entah kenapa zul tersenyum setelah mendengar ucapan Jamal. Setelah Jamal Ikut hadir di acara pernikahan Ini ,dia pamit kembali keperbatasan Syam.
Dan namaku di ganti menjadi Fa’iqah oleh suamiku,Seluruh hartaku yang di angkut dengan Unta,di boyong kerumah Zul,sementara diriku dan zul duduk berdua mengendari Zeus. Baru hari ini Zeus tampak lebih tenang dan tidak agresif. Dan kami berdua memulai semuanya untuk hidup yang lebih baik.


Tamat





0 komentar:

Posting Komentar

mohon komen tidak sara,saru,dan tidak menganggu

 

situs resmi Dara izhhar Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting