perkuburan yang mulai sepi.
seorang perempuan masih memengai nisan,tanahnya masih penuh dengan bunga2 segar
apa lagi jika bukan kematian
tertulis nama seorang pria di nisan yang masih dia pegang
tenag saja perempuan itu tidak menagis
dia tersenyum, dan mengucapkan "ini yang terbaik"
perempuan itu melangkah belum usai langkah ke tujuhnya, seorang perempuan lain sudah berdiri di makam yang sama .
seperti perempuan yang telah berlalu bernama sonya, perempuan ini bernama Aza,
menatap nisan dan sedikit berkaca- kaca perlahan merendahkan badanya dan memegang nisan.
berkata "tak apa cintaku, ini Sudah Jalan Tuhan,tenangkan hatimu"
Aza pun melangkah, baru sampai langkah ke 6.
seorang perempuan bernama Lastri terisak isak mengisi makam dan memukul mukul makam.
dia berkata "mas tega ninggalin aku, mas nga sayang sama aku, tapi ini memang yang paling baik buat mas"
sebuah mobil Limosin Hitam telah menuggu di gerbang utama pemakaman.
terlihat seorang wanita berusia 50 tahunan memegang sebuah tas tangan hitam di jari manisnya terlihat cincin giok hijau dan cincin emas di bawahnya.
"tok..Tok"
suara kaca mobil Limosin di ketuk perlahan wanita itu menyuruh supirnya untuk turun dan membuka kan pintu.
wanita separuh baya itu tersenyum, sedikit berkeriput di sana -sini tapi masih cantik dengan make up yang sederhana dan baik.
beliaupun mempersilahkan tamunya duduk, tidak ada perbincangan meskupun es batu sudah mulai mencair di gelas sang Tamu,tidak ada yang mulai buka mulut
sopir pribadi masih setia menunggu di samping mobil kalau-kalau ada orang lain lagi yang akan masuk limosin itu.
wanita setengah baya itu masih duduk tenang sesekali melihat ke arah Jendela,kadang raut mukanya cemas seperti menunggu seseorang melihat jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tanganya dan duduk tenang
kembali. si tamu pun asik membaca artikel berita lewat Pc tablet, sesekali menyeruput segelas lemon tea dingin dari gelas yang di sediakan di meja kecil yang adad di dalam limosin.
dari luar seorang perempuan muda berlari-lari kecil keluar dari kompleks pemakaman. dia hanya berdiri di depan di mosin Sopir dengan ramah menawarkan untuk masuk, perempuan muda itu mengangguk pelan,dan pintu limosin itu di buka.
setelah senyum pada dua orang yang sebelumnya telah berada di Limosin dia dipersilahkan Duduk, Tamu sebelumnya mengambilkan segelas lemon tea dengan sedikit es untuk Tamu yang baru datang.
seperti biasa tak ada yang buka mulut, tak ada yang memandang semuanya sibuk dengan diri sendiri.
kedua tamu melongok ke jendela limosin yang di belakang mereka,siapa tahu jika ada Tamu lagi, karena di surat undangan ada satu orang lagi yang seharusnya datang.
matanya masih lebam karena terlalu banyak menagis di makam ketika masuk limosin, pintu limosin langsung di tutup ketika semua Tamu sudah berada di dalam.
Limosin segera meluncur menuju Tol keluar kota,gerimis mulai turun,Limosin terus menanjak menuju daerah puncak tak lama mereka sampai pada sebuah villa yang mungkin masih baru selesai pembagunanya.
Wanita setegah baya segera turun dari Limosin dan menuju ruang Tamu,di ikuti ketiga tamu perempuanya.
"silahkan,duduk"
ketiga perempuan itu hanya tersenyum dan duduk di sofa-sofa empuk yang sudah di sediakan.
" em nyonya, apa yang membuat nyonya menyuruh kami datang kemari?"
"tidak, apa kalian sudah puas dengan keluarnya kalian semua dari perasingan"
"perasingan?"
"iya kalian kan?"
"tunggu sebentar Tante,kalau maksud Tante kami ini"
"iya tante, tante salah besar"
"lalu"
"o kami menagis di makam suami Tante Tadi?"
"iya,,"
"hahah itu hanya akting tante, kayak nya Suami Tante memang pantas"
"jadi kalaian senag kalu Suami saya meniggal?"
"hehehehe, ya nga juga Tante"
"Lalu"
"lebih baik om nya meninggal karena sakit jantung dari pada, harus hidup nga di hargai ma Tantenya"
"eh iya tuh nyonya bener"
"kurang ajar kalian nie"
mereka bertiga segera angkat kaki
dan naik angkot untuk kembali ke pusat keramaian kota.
"duh emank bener si Om harusnya meniggal, itu yang terbaik kasihan juga lagi kalau ngelihat Om nya ga di hargai"
"iya pantesan Om nya lebih milih jalan ma kita"
"hum iya , pelajaran deh, nie supaya besok kalau jadi Istri ga sok Belagu"
"so, angels , siap buat jadi Istri yang baik"
"ya lah"
ke tiga perempuan Lajang itu melangkah kembali kepada kehidupan Malam mereka sebagai penyelamat rumah tangga seseorang.
By: dara izhhar
0 komentar:
Posting Komentar
mohon komen tidak sara,saru,dan tidak menganggu